EXPOSSE.COMI JAMBI – Persoalan minyak goreng hingga saat ini masih menjadi polemik di tengah masyarakat. Betapa tidak, selain harganya yang mahal, juga terkesan seperti ada permainan, mahasiswa pun dibuat ngamuk.
Hal tersebut terlihat dalam tuntutan Aliansi Mahasiswa Jambi, yang digelar pada Kamis (24/03). Mahasiswa minta pemerintah kembalikan subsidi minyak goreng dan lakukan kebijakan agar harga minyak tersebut tidak lagi mahal, dan masyarakat pun lebih aman.
Menanggapi aksi mahasiswa, anggota DPRD Provinsi Jambi Budi Yako, lontarkan kritik dan saran pada Pemprov dan pengusaha minyak goreng di Jambi. Hal itu disampaikan langsung oleh Budi Yako, Jumat (25/03).
Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Jambi itu menuturkan, sejak satu bulan yang lalu Pemerintah Provinsi Jambi telah memanggil para pengusaha dan produsen minyak goreng. Namun, hingga saat ini belum mendapat titik terang.
Tak ayal, Ia pun menilai hal yang wajar apabila mahasiswa turun ke jalan, guna menuntut keadilan untuk masyarakat.
“Kita tidak melihat mereka (pengusaha), minimal empati dengan situasi sekarang. Misalnya, ya buat bazar, atau membantu masyarakat yang kesulitan. Padahal, sudah satu bulan Pak Gubernur bersama pengusaha minyak goreng di Jambi, lakukan pertemuan,” imbuhnya.
Di samping itu, Budi juga mengkritik soal pertemuan Gubernur bersama para pengusaha minyak goreng beberapa waktu lalu, yang dinilai bersifat seremonial belaka. Ia pun tutut mempertanyakan, hasil dari pertemuan tersebut.
“Makanya bebera hari ini ada demo, kita melihat ini wajar-wajar saja. Karena apa, ya mahasiswa melihat action ataupun empati dari pengusaha tidak ada. Saya bilang, kurang-kurangilah seremonial itu, yang terpenting adalah action untuk masyarakat,” bebernya.
Untuk itu, Ia menyarankan agar Pemprov bersikap tegas kepada para pengusaha minyak goreng. Apalagi, beberapa pekan ke depan akan memasuki bulan Ramadhan.
“Minta pengusaha segera melakukan bazar, dia punya produksi lahan besar di Jambi, tidak pantas kalau kita kesulitan minyak goreng. Terutama minyak curah, kan bisa dibuat bakti sosial misalnya. Apakah rugi, itu belum sebanding dengan keuntungan mereka selama ini,” tukasnya. (Exp-006)
Discussion about this post