EXPOSSE.COM| BATANGHARI – Kepala Bidang Keluarga Berencana, Advokasi dan Penggerakan, Dinas PPKBP3A Kabupaten Batanghari, Zulkifli mengungkapkan di Kabupaten Batanghari sekira ada 22 Kampung KB, di antaranya Desa Danau Embat, Maro Sebo Ilir yang telah ditetapkan sebagai kampung KB percontohan.
Kenapa Desa Danau Embat? ia menjelaskan awalnya Desa Danau Embat dalam program bangga kencana termasuk yang masih rendah tetapi begitu dicanangkan di kampung KB kegiatan di sana makin optimal.
Bahkan satu di antara kelompok, kegiatannya langsung dievaluasi ditingkat nasional dan bisa masuk kategori juara di tingkat nasional.
“Kadernya bergerak makanya kita tetapkan Desa Danau Embat kampung KB percontohan. Program yang dilakukan BKKBN pusat ini merupakan kegiatan konkuren, yaitu dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten,” kata Zulkifli, Selasa (23/11)
Saat ini BKKBN pusat sedang menjalani program yang dinamai bangga kencana. Program Bangga Kencana meliputi pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana. ia berujar di dalam bangga kencana tersebut ada pula program kampung KB dan program peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Kabupaten dan kota hanya dapat menggerakan para OPD untuk bersama-sama melakukan pembangunan di satu desa yang sudah ditetapkan sebagai kampung KB,” paparnya lagi.
Dinas PPKBP3A kata dia hanya sebagai motivator bagi OPD lain untuk melakukan pelaksanaan pembangunan di desa kampung KB tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing dari OPD.
Masing-masing kecamatan dalam Kabupaten Batanghari jumlah yang ditetapkan sebagai Kampung KB setiap kecamatan bervariasi ada yang empat desa satu kecamaran, ada yang tiga dan ada yang hanya dua desa.
“Pembinaan untuk Kampung KB dari 2016 lalu, kita sudah menggerakan OPD-OPD menggunakan dana yang disalurkan dari pemerintah pusat. Jadi kita hanya memfasilitasi OPD untuk melakukan pertemuan di desa kampung KB tersebut serata mereka menyampaikan programnya yang bisa dikoneksikan kepada masyarakat,” ucapnya.
OPD tersebut kata dia tidak bisa langsung membuat program di desa tersebut sebelum masyarakat desa menyambut, jadi setelah OPD menyampaikan, masyarakat desa harus menyambut maka terjadi konektivitas dan program tersebut bisa berjalan.
“Tahun ini pelaksanaan pembinaannya kita anggap sudah tuntas, karena semua OPD sudah menyampaikan di desa tersebut. Pada tahun ini lebih kepada finalisasi kegiatan yang kita harapkan semua desa membuat rapat kerja masyarakat,”
“Kita fasilitiasi juga dari dana DAK kita beri mereka kegiatan melakukan pertemuan dan menyusun rencana kerja masyarakat, kita fasilitasi melalui pokja kampung KB desa dan saat ini dalam penyusunan,” pungkasnya. (Exp-007)
Discussion about this post