EXPOSSE.COMI JAMBI – Gubernur Jambi, Al Haris mengemukakan, peran guru sangatlah mulia, guru berada pada garda terdepan karena gurulah yang melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas dan beraklak mulia serta kreatif untuk membangun bangsa ini.

Demikian dikemukakannya , Saat Menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun ( Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Ke-76 Tahun 2021, bertempat di lapangan depan Kantor Gubernur Jambi, Jum’at (26/11)

Pada kesempatan ini Gubernur Al Haris membacakan pidato tertulis Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, dimana Nadiem menyampaikan, Tahun lalu adalah tahun yang penuh ujian. Semua tersandung dengan adanya pandemic.
“Guru dari Sabang
sampai Merauke terpukul secara ekonomi, terpukul secara mental,
Guru mau tidak mau mendatangi rumah-rumah pelajar untuk memastikan mereka tidak ketinggalan pelajaran.
Guru mau tidak mau mempelajari teknologi yang belum pernah mereka
kenal. Guru mau tidak mau menyederhanakan kurikulum
untuk memastikan murid mereka tidak belajar di bawah
tekanan,” ucapnya

“Guru di seluruh Indonesia menangis melihat murid
mereka semakin hari semakin bosan, kesepian, dan
kehilangan disiplin. Tidak hanya tekanan psikologis karena
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), banyak guru mengalami
tekanan ekonomi untuk memperjuangkan keluarga mereka agar bisa “makan”.
Sangat wajar jika dalam situasi ini banyak guru yang
terdemotivasi. Tapi ternyata ada fenomena yang tidak terkira.
Saat saya menginap di rumah guru honorer di Lombok
Tengah, saat saya menginap di rumah Guru Penggerak di
Yogyakarta, saat saya menginap bersama santri di pesantren
di Jawa Timur, saya sama sekali tidak mendengar kata “putus
asa”.

Saat sarapan dengan mereka, saya mendengarkan terobosan-
terobosan yang mereka inginkan di sekolah mereka. Wajah
mereka terlihat semangat membahas platform teknologi yang
cocok dan tidak cocok untuk mereka. Dengan penuh
percaya diri, mereka memuji dan mengkritik kebijakan
dengan hati nurani mereka.kesehatan, dan terpukul secara batin.” sambung Menteri
Dirinya menyadari bahwa pandemic ini tidak
memadamkan semangat para guru, tapi justru menyalakan
obor perubahan.” Guru-guru se-Indonesia menginginkan
perubahan, dan kami mendengar.

Guru se-Indonesia menginginkan kesempatan yang adil
untuk mencapai kesejahteraan yang manusiawi. Guru se-
Indonesia menginginkan akses terhadap teknologi dan
pelatihan yang relevan dan praktis. Guru se-Indonesia
menginginkan kurikulum yang sederhana dan bisa
mengakomodasi kemampuan dan bakat setiap murid yang
berbeda-beda. Guru se-Indonesia menginginkan pemimpin-
pemimpin sekolah mereka untuk berpihak kepada murid,
bukan pada birokrasi. Guru se-Indonesia ingin kemerdekaan
untuk berinovasi tanpa dijajah oleh keseragaman.
Sejak pertama kali kami cetuskan, sekarang Merdeka
Belajar sudah berubah dari sebuah kebijakan menjadi suatu
gerakan. Contohnya, penyederhanaan kurikulum sebagai
salah satu kebijakan Merdeka Belajar berhasil melahirkan
ribuan inovasi pembelajaran. Gerakan ini makin kuat karena
ujian yang kita hadapi bersama. Gerakan ini tidak bisa
dibendung atau diputarbalikkan, karena gerakan ini hidup
dalam setiap insan guru yang punya keberanian untuk
melangkah ke depan menuju satu tujuan utama, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itulah,
saya tidak akan menyerah untuk
memperjuangkan Merdeka Belajar, demi kehidupan dan
masa depan guru se-Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post