EXPOSSE.COMI JAMBI – Belakangan ini persoalan minyak goreng terus menjadi polemik di tengah masyarakat, ditambah lagi subsidi minyak goreng kemasan yang dicabut pemerintah baru-baru ini makin membuat masyarakat menjerit dengan harganya yang cukup fantastik. Sebaliknya, kini giliran minyak curah yang jadi sorotan, kabarnya banyak pedagang di pasar Angso Duo, tak lagi mau menjualnya. Kok bisa? Ini alasannya.
Sebelumnya, sejak awal Maret 2022 kemarin persoalan minyak goreng di Jambi bahkan di Indonesia menjadi perbincangan hangat khalayak ramai, selain langka harganya yang terbilang cukup tinggi juga menjadi sorotan. Betapa tidak, masyarakat yang terbiasa menggunakan minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari dibuat tercengang, dengan kelangkaannya di pasaran.
Beriringan dengan itu, harganya pun mulai merangkak naik dari hari ke hari. Padahal Indonesia sendiri merupakan salah satu negara produksi penghasil TBS terbesar di dunia, sedangkan di Jambi masuk peringkat ke-7 dari 34 provinsi lainnya di Indonesia. Lalu apa penyebab kelangkaan minyak tersebut, itulah pertanyaan yang muncul dari buah bibir sebagian masyarakat.
Lebih mengejutkan lagi, sehari setelah subsidi minyak goreng kemasan dicabut pemerintah, dengan seketika, pasokan minyak tersebut malah membeludak di pasaran dengan harga berkisar Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per liter. Tentu hal ini jadi tanda tanya besar bagi masyarakat.
Nah, terlepas dari itu, ditengah carut marut persoalan ini, minyak curah pun menjadi sorotan. Pasalnya, beberapa pedagang di pasar Angso Duo memilih tidak lagi menjualnya, dengan alasan syarat untuk memperolehnya dari penyuplai terlalu ribet. Salah satunya harus pakai NPWP.
Hal ini seperti yang disampaikan Asia, salah satu pedagang di kios pasar Angsoduo baru Jambi saat ditemui sejumlah awak media, Rabu (30/03).
Ia mengakui sudah satu pekan ini tak lagi menjual minyak curah, karena langka. Selain itu, Asia juga menyebutkan bahwa untuk mendapatkannya per galon, juga harus menunjukkan kartu NPWP.
“Sudah seminggu dak jual lagi, di pasar udah gak masuk lagi, udah dia minggu penyuplai nya ndak masuk. Sebagian ndak mau lagi, takut bayar pajak mungkin. Kita juga kalau mau ambil, pakai syarat harus pakai NPWP,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jambi Al Haris juga mengakui bahwa saat ini bukan minyaknya yang langka, akan tetapi penyuplai yang mengantar ke masing-masing toko itu yang tidak ada lagi. Sehingga, banyak pedagang yang tidak lagi menjual minyak curah tersebut.
“Sedikit persoalan saat ini, minyak curah ini kita punya banyak stok, tapi penampungnya yang tidak ada. Jadi bukan langka,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Ia akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Disperindag dan Bulog untuk mencari solusi bagaimana minyak curah tersebut bisa disalurkan ke pasaran. Sehingga nanti dapat memenuhi kebutuhan minyak masyarakat dengan harga yang lebih baik.
“Nanti kita cari solusinya, kita koordinasi dulu dengan Disperindag dan Bulog. Karena kalau ini dibiarkan, kebutuhan makin tinggi, harga pun bisa makin naik,” tukasnya. (Exp-006)
Discussion about this post