EXPOSSE.COMI BATANGHARI – Pemerintah Kabupaten Batanghari mengajukan pinjaman daerah ke PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jambi sebesar Rp300 Miliar. Hutang bernilai ratusan miliar itu akan diganakan untuk percepatan pembangunan serta mewujudkan visi misi Bupati Batanghari Fadhil Arief.
“Berkenaan pagu pinjaman tentu kita berkeyakinan itu akan terpenuhi sebanyak itu dan kita akan menyakinkan tim penilai dalam hal itu Pemerintah Provinsi dan kementrian.
Bahwa kita mampu mengembalikan itu selama masa bakti Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Dan itu akan tetap kita argumeni,” ucap Muhammad Azan selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Batanghari, Jumat (27/8).
Sekda mengucapkan mohon doanya masyarakat Kabupaten Batanghari semoga dengan pinjaman itu nanti dikabulkan atau disetujui oleh pemerintah yang lebih tinggi.
“Dana pinjaman itu diperuntukan pembangunan infrastruktur fisik dan non fisik, tapi saya yakinkan bahwa lebih dari 70 persen nilai pinjaman itu untuk infrastruktur fisik. Sehingga nanti masyarakat akan merasakan jalan sudah bagus,” ujar Sekda.
Ia mengatakan sasaran pembangunan jalan itu misalnya jalan simpul. Misalnya di Kecamatan Batin XXIV dari Senami ke Durian Luncuk dalam walaupun tidak 100 persen tetapi akan dimaksimalkan sampai 70 persen tahap pembangunanya.
“Desa Jangga Baru, Desa Terentang Baru dan Desa Bulian Baru serta masyarakat sekitar, ketika keluar masuk dari dan ke, tiga desa itu InysaAllah tahun depan akan lebih baik, tidak seperti jalan saat ini. Berkenaan jalan di Kecamatan Bajubang, dari Desa Bungku dalam sampai ke Desa Kilangan juga akan kita bangun,” jelas Sekda.
Sekda M Azan menyakini bahwa pengembalian pinjaman dana Rp300 miliar sudah menjadi perhitungan yang matang bagi pemerintah daerah untuk secara bertahap sampai masa bakti Bupati dan Wakil Bupati terpilih akan dikembalikan utuh, sehingga nanti tidak memberatkan Bupati dan Wakil bupati terpilih periode berikutnya.
“Walaupun masa pandemi kita tetap berkeyakinan sumber-sumber pendapatan itu akan membaik. Kita yakin dan kita tahu secara pandemi ini adalah penyakit tapi masalah ekonomi masyarakat tidak pula sempit-sempit amat. Tapi pandemi ini adalah alasan untuk sempit tapi sebenarnya tidak sempit-sempit amat,” ucapnya.
Sejauh ini, dikatakan dia dengan harga karet naik, kelapa sawit naik, hasil pertanian, perkebunan dan pertambangan yang alami kenaikan tentu itu menunjukan secara geliat ekonomi naik. Tapi memang tidak signifikan. (*)
Discussion about this post