EXPOSSE.COMI JAMBI – Sebanyak sepuluh Bupati dan Wali Kota di Provinsi Jambi menandatangani kesepakatan bersama MoU Sungai Batanghari Bersih di depan Rumah Dinas Gubernur Jambi. Lebih tepatnya di pinggiran Sungai Batanghari, Ancol Jambi, pada Rabu (9/3).

Para pemimpin daerah tersebut, adalah; Bupati Kerinci, Wali Kota Sungai Penuh, Bupati Merangin, Bupati Sarolangun, Bupati Bungo, Bupati Tebo, Bupati Batanghari, Bupati Muaro Jambi, Wali Kota Jambi, dan Bupati Tanjabtim.
Puncak kegiatan Pencanangan Sungai Batanghari Bersih dilakukan pada 9 hingga 12 Maret. Kegiatan Pencanangan ini diawali dengan komitmen bersama para kepala daerah yang wilayahnya dialiri sungai Batanghari. Untuk bersama-sama menjadikan Sungai Batanghari menjadi bersih.
Acara ini juga dihadiri, Gubernur Jambi Al Haris, Kapolda Jambi, Irjen Pol A Rachmad Wibowo, Direktur Pengendalian Pencemaran Air, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK ) Nety Widayati. Serta Kepala Dinas (Kadis) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) provinsi Jambi Sri Argunaini, Komunitas pecinta lingkungan, komunitas pecinta sungai, Bupati/Walikota se provinsi Jambi, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jambi.
Sejak abad ke tujuh, Sungai Batanghari sebagai titik pedagangan untuk kerajaan di pulau Sumatera, seperti kerajaan Sriwijaya dan Dharmasraya. Sungai terpanjang di pulau Sumatera ini juga sebanyak 97 persen mengalir di area provinsi Jambi, 11 persen wilayah Sumatera Barat di Solok Selatan dan Dharmasraya, satu persen di provinsi Riau, Namun pada saat ini terjadi pendangkalan 6 hingga 7 meter.

Pada saat ini keadaan sungai Batanghari sudah berwarna kecoklatan, terjadi pencemaran air Sungai Batanghari juga merupakan dampak pembangunan industri, kepadatan penduduk, kondisi longsor, berbagai masalah sungai seperti kerusakan bantaran, sampah menumpuk, rusaknya ekosistem sungai Batanghari, menurunnya Indeks kualitas perairan Sungai Batanghari. Sehingga semua pihak bersama-sama untuk menjaga Sungai Batanghari.
Dalam Sambutannya, Kadis DLH Sri Argunaini memaparkan ingin bersama-sama untuk menciptakan sungai Batamghari lebih bersih dan sehat, diawali kesepakatan bersama dengan Bupati/Wali Kota yang daerahnya dialiri sungai Batanghari. Serta menjabarkan bahwa kondisi sungai Batanghari saat ini berada pada posisi kurang baik atau berada pada angka 48.98. Kegiatan pencanangan merupakan program unggulan dari Gubernur Jambi dalam bidang lingkungan, serta keinginan untuk menjadikan sungai Batanghari menjadi lebih bersih.
Pada kesempatan yang sama, Ditjen Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan KLHK , Nety Widayati mengapresiasi pencanangan sungai Batanghari untuk berkomitmen bersama untuk kebaikan air, kualitas air.Komitmen bersama dalam artian mampu berperan secara aktif, perbaikan air sungai Batanghari sehingga memperoleh air bersih dari ulu ke hilir. Seperti yang dikerahui Indeks kualitas belum mencapai target. Indikasi kualitas air, berdasarkan pengujian kualitas mutu air Batanghari dari 28 lokasi hanya satu yang belum dinggap cemar yakni di Tanjung Raya, sedangkan dibeberapa lokasi terjadi mutu cemar.
Pencemaran sungai terjadi tengah adanya berbagai faktor. Menurut nya tidak hanya peran dari pemerintah tetapi dari masyarakat juga dibutuhkan. Masyarakat mampu memperbaiki secara optimalisasi, agar lebih peduli terhadap air. Pencanangan sungai Batanghari merupakan bukti pemerintah hadir dan percontohan untuk daerah yang lain.
Gubernur Jambi Al haris mengatakan dalam sambutannya bahwa sungai Batanghari juga telah menjadi bagian penting, untuk masyarakat Jambi, dalam keadaan waktu terus berjalan, terjadi
Kerusakan lingkungan, bahkan masyarakat juga untuk mengkonsumsi air sungai Batanghari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang mengambil air dari Sungai Batanghari. Sehingga harus dijaga apalagi Indeks air yang di angka saat ini harus segera di benahi.
Pada sesi wawancara, Haris mengatakan bahwa untuk semua pihak agar tidak membuang sampah ke sungai, bersama-sama menjaga sungai, air sungai Batanghari yang dikonsumsi oleh warga Jambi, dengan memulai bersama gerakan pencanangan sungai Batanghari bersih agar kedepannya Indeks kualitas air membaik.
“Air ini merupakan sumber kehidupan kita, Batanghari aset kita, berguna untuk kita, jadi ini sangat disayangkan hingga tercemar”, jelasnya.
Sri Argunaini mengatakan untuk pencemaran sungai Batanghari kontribusi sampah rumah tangga lebih dominan, sumber regional terbesar adalah masyarakat. “Kita mengedukasi masyarakat, limbah domestik kan sampah rumah tangga, dari rumah kita kan, jadi mulai sekarang jangan membuang sampah sembarangan”, tegas Sri

Ia juga menambahkan, sebagai komitmen awal semangat mencanangkan sungai Batanghari bersih sebagai langkah awal bersama-sama dan kedepan untuk aksi dengan bertahap dan berkesinambungan. Saat ini air yang dikonsumsi memang harus melalui proses air PDAM, sehingga memaka biaya yang tinggi untuk mendapatkan air bersih.
Dikatakan Nety Widayati, jika ingin Sungai Batanghari, bersih dan Indeks kualitas airnya baik, tidak hanya bagian pemerintah tetapi masyarakat ikut andil bersama-sama menjaga sungai. Sungai Batanghari harus lebih di angka untuk penilaian Indeks nya di angka 51,dengan dukungan berbagai pihak, komitmen bersama-sama untuk meningkatkan kualitas.
“Dimulai dari diri sendiri untuk tidak mengotori sungai, serta menjadikan sungai sebagai peradapan manusia, bersama jaga sungai dengan aksi nyata”, ujarnya.
Adapun Rangkaian kegiatan kali ini selain menandatangani kesepakatan, menanam pohon, serta menebar benih ikan di Sungai Batanghari. Bersama-sama membersihkan sampah di pinggiran Sungai Batanghari. Serta memberikan bantuan berupa kendaraan pengangkut sampah. (Adv/Exp-005)
Discussion about this post